Bahan konstruksi kimia (logam besi)
BAB I
1.1PENDAHULUAN
Secara umum logam bisa
dibedakan atas dua yaitu : logam- logam besi (ferous) dan logam-logam bukan
besi (non feorus). Sesuai dengan namanya logam-logam besi adalah logam atau
paduan yang mengandung besi sebagai unsur utamanya, sedangkan logam-logam bukan
besi adalah logam yang tidak atau sedikit sekali mengandung besi. Logam-logam besi terdiri atas :
- besi tuang (cast iron)
- baja karbon (carbon
steel)
- baja paduan (alloy
steel)
- baja spesial (specialty
steel)
Keempat kelompok besi diatas
terbagi lagi atas pengelompokan yang lebih kecil yang diperlihatkan pada tabel
1. Untuk logam bukan besi contohnya adalah logam dan paduan seperti :
aluminium, tembaga, timah, emas, magnesium dsb.
Tabel
1: Pembagian Paduan Besi dan Baja
Menurut Komposisinya.
______________________________________________________________________ No.
Paduan besi dan Baja Komposisi kimia (dalam %)
____________________________________________________________________
1. Besi tuang 2-4 %C, 1-3 %Si, 0,80 %Mn (maks)
1. Besi tuang 2-4 %C, 1-3 %Si, 0,80 %Mn (maks)
0,10 %P (maks),
0,05% S (maks).
- Besi tuang kelabu Disamping
terdapat perbedaan yang kecil
- Besi tuang putih dari
segi komposisi, perbedaan sifat-sifat
- Besi tuang noduler besi
tuang ditentukan oleh struktur mikro
Karena proses pembuatan atau karena proses perlakuan panas.
Karena proses pembuatan atau karena proses perlakuan panas.
- Besi tuang
paduan Unsur-unsur
pemadu : Cr, Ni, Mo, Al atau
logam-logam lainnya.
2 . Baja karbon :
2 . Baja karbon :
- Baja karbon rendah
0,08-0,35 %C |
0,25-1,50 %Mn
- Baja karbon sedang
0,35-0,50 %C plus
| 0,25-0,30 %Si
- Baja karbon tinggi
0,55-1,7 %C |
0,04 %P (maks)
| 0,05 %S
(maks)
3. Baja paduan
:
- Baja paduan rendah
- Seperti pada baja
karbon rendah +
unsur-unsur pemadu kurang dari 4 %
seperti :
Cr, Ni, Mo, Cu, Al, Ti, V, Nb, B, W dll.
- Baja paduan medium
- Seperti pada baja
paduan rendah tetapi jumlah
unsur-unsur pemadu diatas 4%.
4. Baja Spesial :
- Baja stainless :
a. Feritik
(12-30 %Cr dan kadar karbon rendah)
b. Martensitik (12-17 %Cr dan 0,1-1,0 % C)
c. Austenitik (17-25 %Cr dan 8-20% Ni)
c. Austenitik (17-25 %Cr dan 8-20% Ni)
d. Duplek (23-30 %Cr, 2,5-7 %Ni, plus unsur Ti dan Mo)
e. Presipitasi (seperti pada austenitik, plu elemen pemadu seperti : Cu, Ti,
Al, Mo, Nb atau N)
- Baja perkakas
General
purpose steels
Die steels
High speed steels (0,85-1,25 %C, 1,50-20%W, 4-9,5 %Mo, 3-4,5 %Cr, 1-4
%V, 5-12 %Co)
___________________________________________________________________
Besi adalah logam yang
memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia di bumi. Tidak dapat dibayangkan
apabila manusia modern sekarang ini belum/tidak bisa memanfaatkannya, mungkin
umat manusia masih berada di jaman batu.
Pemanfaatan logam besi
sangatlah luas bila dibandingkan dengan pemanfaatan dari logam-logam yang lain.
Kita dapat dengan mudah melihat disekeliling kita banyak perabotan, alat2
pertukangan, alat transportasi dan bahkan pada rumah / gedung pun menggunakan
besi baja sebagai tiang2 penahannya.
Logam besi disamping
karena kelimpahannya yang cukup banyak dialam, adalah merupakan salah satu
logam yang paling reaktif dan paling vital bagi mahluk hidup. Dalam system
peredaran darah, dengan kadar tertentu besi berada dalam sel darah merah
(Erythrocyte) dan bertugas untuk mengikat Oksigen ( O2 ) yang sangat
penting bagi proses pembakaran yang terjadi dalam sel2 tubuh.
Logam-logam yang banyak ditemukan dalam kehidupan kita sehari-hari,
secara umum mempunyai sifat-sifat dapat mengkilat, dapat mengantar kalor dan
listrik, berwarna putih seperti perak (kecuali tembaga berwarna kemerah-merahan dan emas berwarna kuning).
Logam-logam tersebut mempunyai kekerasan yang berbeda-beda mulai dari lunak
sekali (natrium dan kalium) sampai keras sekali (seperti, chromdll.)
sementara raksa berbentuk cair. Menurut massa
jenisnya logam digolongkan atas logam berat (yang massa jenisnya diatas 5) dan logam ringan
(yang massa
jenisnya kurang dari 5).
Ditinjau dari sifat kimianya logam-logam mempunyai oksida-oksida
pembentuk basa dan berdasarkan sifat-sifat logam terhadap oksida ini
logam-logam tersebut dapat digolongkan menjadi;
- Logam Mulia, yaitu logam yang tidak dapat mengalami oksida, misalnya; Au, Pt, Ag dan Hg.
- Logam setengah mulia, yaitu logam yang agak sukar teroksida, misalnya Cu.
- Logam tidak Mulia, yaitu logam-logam yang dalam keadaan biasa dan pada perubahan temperatur mudah teroksidasi, misalnya K, Na, Mg, Ca, Al, Zn, Fe, Sn, Pb dll.
Sumber Logam
(source of metal) adalah bijih-bijih logam yang diperoleh dari penambangan
biasanya masih bercampur dengan bahanbahan ikutan lainnya. Prosentase berat
dari unsur-unsur yang terkandung didalam bijih-bijih ini bergantung pada
kedalaman lapisan tanah dari mana bijih tersebut diperoleh, misalnya untuk
lapisan tanah dengan kedalaman 16 Km. akan diporoleh bijih-bijih dengan 46,59 %
Oksigen,27,72 % Silikon dan selebihnya unsur lain termasuk logam-logam.
Logam-logam
yang terdapat pada bijih-bijih ini biasanya masih dalam keadaan terikat dengan
unsur-unsur lain (berupa senyawa), misalnya
- Berupa oksida-oksida (untuk bijih-bijih Fe, Mn, Cr, Sn dll.)
- Berupa karbonat-karbonat (untuk bijih-bijih Zn, Cu, Fe dll.)
- Berupa sulfida (untuk bijih-bijih Pb, Zn, Cu dll.),
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Atom besi biasa
mempunyai 56 ganda jisim atom hidrogen biasa. Besi adalah logam paling banyak, dan
dipercayai unsur kimia kesepuluh paling banyak di alam sejagat. Besi juga
merupakan unsur paling banyak (menurut jisim, 34.6%) membentuk Bumi; penumpuan besi
pada lapisan berlainan di Bumi berbeza antara tinggi peratusannya pada lapisan
dalam sehingga 5% pada kerak bumi; terdapat kemungkinan bahawa teras dalam Bumi
mengandungi hablur besi tunggal walaupun ia berkemungkinan sebatian besi dan nikel; jumlah besar
besi dalam Bumi dijangka menyumbang kepada medan
magnet Bumi. Simbolnya adalah Fe
ringkasan kepada ferrum,
perkataan Latin
bagi besi.
Besi adalah
logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam keadaan unsur
bebas. Untuk mendapatkan unsur besi, campuran lain mesti disingkir melalui pengurangan kimia. Besi digunakan
dalam penghasilan besi waja, yang bukannya unsur tetapi aloi, sebatian logam
berlainan (dan sebahagian bukan-logam, terutamanya karbon).
Nukleus besi
adalah antara nukleus-nukleus yang mempunyai tenaga pengikat tertinggi per
nukleon, dan hanya diatasi oleh isotop nikel 62Ni. Nukleid stabil
yang paling banyak di dalam alam semesta adalah 56Fe. Ini merupakan
hasil daripada pelakuran nuklear pada bintang. Walaupun perolehan tenaga yang
lebih tinggi boleh didapati dengan mensintesis 62Ni, namun proses
ini tidak digemari kerana keadaan yang kurang sesuai pada bintang-bintang. Apabila
bintang gergasi mengecut pada penghujung hayatnya, tekanan dalaman dan suhu
akan meningkat, membolehkan bintang seterusnya menghasilkan unsur yang lebih
berat, walaupun keadaan ini adalah kurang stabil berbanding dengan unsur-unsur
pada sekitar nombor jisim 60 ("kumpulan besi"). Ini menjurus kepada
berlakunya supernova.
Model
kosmologi dengan alam sejagat terbuka meramalkan bahawa terdapatnya fasa di
mana semua benda akan bertukar menjadi besi, hasil daripada tindak balas
pembelahan dan pelakuran yang perlahan.
Adapun
jenis-jenis logam besi antara lain:
a. Besi
Tuang
Komposisinya yaitu
campuran besi dan karbon. Kadar karbon sekitar 4%, sifatnya rapuh tidak dapat
ditempa, baik untuk dituang, liat dalam pemadatan, lemah dalam tegangan.
Digunakan untuk membuat alas mesin, meja perata, badan ragum, bagian-bagian
mesin bubut, blok silinder, dan cincin torak.
b. Besi
Tempa
Komposisi besi
tempa terdiri dari 99% besi murni, sifat dapat ditempa, liat, dan tidak dapat
dituang. Besi tempa antara lain dapat digunakan untuk membuat rantai jangkar,
kait keran, dan landasan kerja pelat.
c. Baja
Lunak
Komposisi campuran
besi dan karbon, kadar karbon 0,1%-0,3%, mempunyai sifat dapat ditempa dan
liat. Digunakan untuk membuat mur, sekrup, pipa, dan keperluan umum dalam
pembangunan.
d. Baja
Karbon Sedang
Komposisi campuran
besi dan karbon, kadar karbon 0,4%-0,6%. Sifat lebih kenyal daripada yang
keras. Digunakan untuk membuat benda kerja tempa berat, poros, dan rel baja.
e. Baja
Karbon Tinggi
Komposisi campuran
besi dan karbon, kadar karbon 0,7%-1,5%. Sifat dapat ditempa, dapat disepuh
keras, dan dimudakan. Digunakan untuk membuat kikir, pahat, gergaji, tap,
stempel, dan alat mesin bubut.
f.
Baja Karbon Tinggi dengan Campuran
Komposisi baja
karbon tinggi ditambah nikel atau kobalt, khrom, atau tungsten. Sifat rapuh,
tahan suhu tinggi tanpa kehilangan kekerasan, dapat disepuh keras, dan dimudakan.
Digunakan untuk membuat mesin bubut dan alat-alat mesin.
BAB III
PROSES PEMBUATAN
3.1 BAHAN BAKU
Secara umum logam bisa
dibedakan atas dua yaitu : logam- logam besi (ferous) dan logam-logam bukan
besi (non feorus). Sesuai dengan namanya logam-logam besi adalah logam atau
paduan yang mengandung besi sebagai unsur utamanya, sedangkan logam-logam bukan
besi adalah logam yang tidak atau sedikit sekali mengandung besi. Logam-logam besi terdiri atas :
- besi tuang (cast iron)
- baja karbon (carbon
steel)
- baja paduan (alloy
steel)
- baja spesial (specialty
steel)
Keempat kelompok besi diatas
terbagi lagi atas pengelompokan yang lebih kecil yang diperlihatkan pada tabel
1. Untuk logam bukan besi contohnya adalah logam dan paduan seperti : aluminium,
tembaga, timah, emas, magnesium dsb.
Tabel
1: Pembagian Paduan Besi dan Baja
Menurut Komposisinya.
______________________________________________________________________ No.
Paduan besi dan Baja Komposisi kimia (dalam %)
____________________________________________________________________
1. Besi tuang
2-4 %C,
1-3 %Si, 0,80 %Mn (maks)
0,10 %P (maks), 0,05% S (maks).
0,10 %P (maks), 0,05% S (maks).
- Besi tuang kelabu
Disamping terdapat
perbedaan yang kecil
- Besi tuang putih
dari segi
komposisi, perbedaan sifat-sifat
- Besi tuang
noduler besi tuang ditentukan oleh struktur
mikro
karena proses pembuatan atau karena proses perlakuan panas.
karena proses pembuatan atau karena proses perlakuan panas.
- Besi tuang
paduan Unsur-unsur
pemadu : Cr, Ni, Mo, Al atau logam-logam lainnya.
2. Baja karbon :
- Baja karbon
rendah 0,08-0,35
%C | 0,25-1,50 %Mn
- Baja karbon sedang
0,35-0,50 %C plus
| 0,25-0,30 %Si
- Baja karbon tinggi
0,55-1,7 %C |
0,04 %P (maks)
| 0,05 %S
(maks)
3. Baja paduan
:
- Baja paduan rendah
- Seperti pada baja
karbon rendah +
unsur-unsur pemadu kurang dari 4 %
seperti :
Cr, Ni, Mo, Cu, Al, Ti, V, Nb, B, W dll.
- Baja paduan medium
- Seperti pada baja
paduan rendah tetapi jumlah unsur-unsur
pemadu diatas 4%.
4. Baja Spesial :
- Baja stainless :
a. Feritik
(12-30 %Cr dan kadar karbon rendah)
b. Martensitik (12-17 %Cr dan 0,1-1,0 % C)
c. Austenitik (17-25 %Cr dan 8-20% Ni)
c. Austenitik (17-25 %Cr dan 8-20% Ni)
d. Duplek (23-30 %Cr, 2,5-7 %Ni, plus unsur Ti dan Mo)
e. Presipitasi (seperti pada austenitik, plus elemen pemadu seperti : Cu, Ti,
Al, Mo, Nb atau N)
- Baja perkakas
General
purpose steels
Die steels
High speed steels (0,85-1,25 %C, 1,50-20%W, 4-9,5 %Mo, 3-4,5 %Cr, 1-4
%V, 5-12 %Co)
_______________________________________________________________
3.2 CARA MENDAPATKAN
Bahan baku
awal dalam pembuatan besi dan baja adalah biji besi (iron core). Biji besi yang
didapatkan dari alam umumnya merupakan senyawa besi dengan oksigen seperti
hematite (Fe2 O 3 ); magnetite (Fe 3 O 4 ); limonite (Fe 2 O 3 ); atau siderite
(Fe 2 CO 3 ). Pembentukan senyawa besi oksida tersebut sebagai proses alam yang
terjadi selama beribu-ribu tahun. Kandungan senyawa besi dibumi ini mencapai 5
% dari seluruh kerak bumi ini. Penambangan biji besi tergantung keadaan dimana
biji besi tersebut ditemukan. Jika biji besi ada di permukaan bumi maka
penambangan dilakukan dipermukaan bumi (open-pit mining), dan jika biji besi
berada didalam tanah maka penambangan dilakukan dibawah tanah (underground
mining). Karena biji besi didapatkan dalam bentuk senyawa dan bercampur dengan
kotoran-kotoran lainnya maka sebelum dilakukan peleburan biji besi tersebut
terlebih dahulu harus dilakukan pemurnian untuk mendapatkan konsentrasi biji
yang lebih tinggi (25 - 40%). Proses pemurnian ini dilakukan dengan metode : crushing,
screening, dan washing (pencucian). Untuk meningkatkan kemurnian
menjadi lebih tinggi (60 - 65%) serta memudahkan dalam penanganan berikutnya,
dilakukan proses agglomerasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Biji besi dihancurkan menjadi partikel-partikel
halus (serbuk).
- Partikel-partikel biji besi kemudian dipisahkan dari
kotoran- kotoran dengan cara
pemisahan magnet (magnetic separator) atau metode lainnya.
- Serbuk biji besi selanjutnya dibentuk menjadi pellet
berupa bola-bola kecil berdiameter antara 12,5 - 20 mm.
- Terakhir, pellet biji besi dipanaskan melalui
proses sinter/pemanasan hingga temperatur 1300 C agar pellet tersebut menjadi
keras dan kuat sehingga tidak mudah rontok.
3.3 REAKSI
3.3.1 Proses Reduksi
Tujuan proses reduksi adalah untuk menghilangkan
ikatan oksigen dari biji besi. Proses reduksi ini memerlukan gas reduktor
seperti hidrogen atau gas karbon monoksida (CO). Proses reduksi ini ada 2 macam yaitu proses reduksi
langsung dan proses reduksi tidak langsung.
a.
Proses Reduksi Langsung
Proses ini biasanya digunakan untuk merubah pellet
menjadi besi spons (sponge iron) atau sering disebut: besi hasil reduksi
langsung (direct reduced iron). Gas reduktor yang dipakai biasanya berupa gas
hidrogen atau gas CO yang dapat dihasilkan melalui pemanasan gas alam cair
(LNG) dengan uap air didalam suatu reaktor yaitu melalui reaksi kimia berikut :
CH4 + H 2
O CO + 3H
2
(gas hidro (uap air- (gas reduktor)
karbon)
panas)
Dengan menggunakan gas CO atau hidrogen dari persamaan
diatas maka proses reduksi terhadap pellet biji besi dapat dicapai melalui
reaksi kimia berikut ini :
Fe2 O
3 + 3H 2 2Fe + 3H 2
O
(pellet)
(gas hidrogen)
(Besi- (uap air)
spons)
atau
Fe2 O
3 + 3CO 2Fe + 3CO
2
b.
Proses Reduksi Tidak Langsung
Proses ini dilakukan dengan menggunakan tungku pelebur
yang disebut juga tanur tinggi (blast furnace). Sketsa tanur tinggi diperlihatkan
pada gambar 4. Biji besi hasil penambangan dimasukkan ke dalam tanur tinggi
tersebut dan didalam tanur tinggi
dilakukan proses reduksi tidak langsung yang cara kerjanya sebagai berikut :
Bahan bakar yang digunakan untuk tanur tinggi ini adalah batu bara yang telah
dikeringkan (kokas). Kokas dengan kandungan karbon (C) diatas 80%, tidak hanya
berfungsi sebagai bahan bakar, tetapi juga berfungis sebagai pembentuk gas CO
yang berfungsi sebagai reduktor. Untuk menimbulkan proses pembakaran maka ke
dalam tanur tersebut ditiupkan udara dengan menggunakan blower sehingga terjadi
proses oksidasi sebagai berikut :
2C + O2 2CO + Panas
Reaksi kimia
- Besi(III) klorida merupakan asam Lewis yang relatif kuat, dan bereaksi membentuk adduct dengan basa-basa Lewis. Contohnya adalah reaksi dengan trifenilfosfin oksida, membentuk adduct FeCl3(OPPh3)2 dimana Ph = fenil.
- Besi(III) klorida bereaksi dengan garam klorida lainnya membentuk ion tetrahedral FeCl4− yang berwarna kuning. Garam-garam dari FeCl4− dalam asam klorida dapat diekstraksikan ke dietil eter.
- Jika dipanaskan bersama besi(III) oksida pada temperatur 350 °C, besi (III) klorida membentuk besi oksiklorida, sebuah padatan berlapis.
FeCl3 + Fe2O3
→ 3 FeOCl
- Dalam suasana basa, alkoksida dari logam alkali bereaksi membentuk kompleks dimer
- Besi(III) klorida bereaksi dengan cepat terhadap oksalat membentuk kompleks [Fe(C2O4)3]3−. Garam-garam karboksilat lainnya juga membentuk kompleks, seperti sitrat dan tartarat
- Besi(III) klorida adalah agen oksidator yang sedang, mampu mengoksidasi tembaga(I) klorida to menjadi tembaga(II) klorida. Agen pereduksi seperti hidrazin dapat mengubah besi(III) klorida menjadi kompleks dari besi(II)
3.4 PROSES / DIAGRAM ALIR
Teknologi Pengolahan Logam
Proses pengolahan logam secara
garis besar diperlihatkan pada gambar diagram. Dari gambar tersebut proses
pengolahan logam dibagi atas 3 bagian pokok yaitu :
1. Industri hulu : industri
yang mengolah bahan tambang berupa biji logam menjadi logam dasar melalui
proses pemurnian dan proses reduksi/peleburan.
2. Industri antara : industri
yang mengolah logam dasar baik yang berbentuk ingot primer atau masih berupa
logam cair menjadi produk antara seperti billet, slab, bloom, rod atau
ingot paduan untuk industri pengecoran.
3. Industri hilir : industri
yang mengolah lebih lanjut produk industri antara menjadi produk setengah jadi
dan selanjutnya melalui proses pabrikasi dan pengerjaan akhir menjadi produk
jadi.
BAB IV
KEGUNAAN
Besi merupakan logam paling
biasa digunakan di antara semua logam, iaitu merangkumi sebanyak 95 peratus
daripada semua tan logam yang dihasilkan di seluruh dunia. Gabungan harganya
yang murah dengan kekuatannya menjadikan ia amat diperlukan, terutamanya dalam
penggunaan seperti kereta,
badan
kapal bagi kapal
besar, dan komponen struktur bagi bangunan. Besi waja merupakan aloi besi
paling dikenali, dan sebahagian dari bentuk yang dibentuk oleh besi termasuk:
- Besi mentah atau Pig iron yang mengandungi 4% – 5% karbon dengan sejumlah bendasing seperti belerang, silikon dan fosforus. Kepentingannya adalah ia merupakan perantaraan daripada bijih besi kepada besi tuang dan besi waja.
- Besi tuang (Cast iron) mengandungi 2% – 3.5% karbon dan sejumlah kecil mangan. Bendasing yang terdapat di dalam besi mentah yang dapat memberikan kesan buruk kepada sifat bahan, seperti belerang dan fosforus, telah dikurangkan kepada tahap boleh diterima. Ia mempunyai takat lebur pada julat 1420–1470 K, yang lebih rendah berbanding dua komponen utamanya, dan menjadikannya hasil pertama yang melebur apabila karbon dan besi dipanaskan serentak. Sifat mekanikalnya berubah-ubah, bergantung kepada bentuk karbon yang diterap ke dalam aloi. Besi tuang 'putih' mengandungi karbon dalam bentuk cementite, atau besi karbida. Sebatian keras dan rapuh ini mendominasi sifat-sifat utama besi tuang 'putih', menyebabkannya keras, tetapi tidak tahan kejutan. Dalam besi tuang 'kelabu', karbon hadir dalam bentuk serpihan halus grafit, dan ini juga menyebabkan bahan menjadi rapuh kerana ciri-ciri grafit yang mempunyai pinggir-pinggir tajam yang merupakan kawasan tegasan tinggi. Jenis besi kelabu yang baru, yang dinamakan 'besi mulur', adalah dicampur dengan kandungan surih magnesium untuk mengubah bentuk grafit menjadi sferoid, atau nodul, lantas meningkatkan ketegaran dan kekuatan besi.
- Besi karbon mengandungi antara 0.5% dan 1.5% karbon, dengan sejumlah kecil mangan, belerang, fosforus, dan silikon.
- Besi tempa (Wrought iron) mengandungi kurang daripada 0.5% karbon. Ia keras, mudah lentur, dan tidak mudah dilakurkan berbanding dengan besi mentah. Ia mempunyai sejumlah kecil karbon, beberapa persepuluh peratus. Jika ditajamkan menjadi tirus, ia cepat kehilangan ketajamannya.
- Besi aloi (Alloy steel) mengandungi kandungan karbon yang berubah-ubah dan juga logam-logam lain, seperti kromium, vanadium, molibdenum, nikel, tungsten dsb.
- Besi oksida (III) digunakan dalam penghasilan storan magnetik dalam komputer. Ia sering dicampurkan dengan bahan lain, dan mengekalkan ciri-ciri mereka dalam larutan.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
mungkin bisa disimpulkan sendiri hoho XD
DAFTAR PUSTAKA
-
Hari
Amanto dan Daryanto, Ilmu Bahan, Cetakan Kedua, PT. Bumi Aksara,
Jakarta, 2003.
-
Proses
Produksi Universitas Darma Persada – Jakarta
-
Singh G 1979 “ material of contructions” standaart book service, Delhi
3 komentar
bagus sekali nona ika
ReplyDeletelaporanya.
btw saya juga dulu pernah belajar
tentang campuran2 besi gitu
tetapi tidak terlalu mendalam.
yang saya tahu
besi campuran itu disebut alloy
sudah dibahas pada artikel ini juga iya.
mungkin masukan aja
supaya tampilan artikelnya
lebih dirapihkan lagi
heheh.
wah seneng deh ada yang komen dan kasih saran, the first komen nih.
ReplyDeletemasukan-nya akan saya laksanakan kk, di berikutnya akan saya rapikan lagi susunan dan tulisan-nya.
hehehe...
terima kasih kk Fakri
Siiipsss,,, Pas mantabs,,,
ReplyDeleteKalao minat untuk bisnis online, silahkan mampir disini yaaa: Bisnis Online Mantabs
Sharing is caring <3